A. Kerangka Dasar
Raudhatul Athfal salah satu bentuk satuan
pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang menyelenggarakan
program pendidikan umum dan pendidikan keagamaan Islam bagi anak usia 4 sampai
6 tahun.
1.
Kerangka dasar program pembelajaran
di RA Miftahul Huda adalah sebagai
berikut:
a.
Program pembelajaran
dikembangkan untuk mempersiapkan perserta didik memasuki MI, SD atau bentuk
lembaga lain yang sederajat.
b.
Program pembelajaran RA Miftahul
Huda dapat dikelompokkan dalam:
1)
Program pembelajaran agama dan
akhlak mulia.
2)
Program pembelajaran sosial dan
kepribadian.
3)
Program pembelajaran
pengetahuan teknologi.
4)
Program pembelajaran estetika.
5)
Program pembelajaran jasmani,
olah raga dan kesehatan.
c.
Semua kelompok program
pembelajaran terdiri dari: pengembangan akhlak perilaku nilai-nilai moral dan
agama, sosial, emosional dan kemandirian berbahasa, pendidikan agama Islam,
kognitif, seni, fisik/motorik.
d.
Penyelenggaraan program
pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang
dan mendorong kreatifitas serta kemandirian.
e.
Program pembelajaran disusun dengan memperhatikan
tingkat perkembangan fisik dan psikologis peserta didik serta kebutuhan dan
kepentingan terbaik anak.
f.
Pengembangan program
pembelajaran didasarkan pada prinsip bermain sambil belajar dan belajar seraya
bermain dengan memperhatikan perbedaan bakat, minat dan kemampuan masing-masing
peserta didik, sosial budaya serta kondisi kebutuhan masyarakat setempat.
g.
Pengembangan program
pembelajaran harus mengintegrasikan kebutuhan peserta didik terhadap kesehatan,
gizi, dan stimulasi psikososial.
h.
Program pembelajaran
dikembangankan lebih lanjut sesuai dengan relevansinya oleh satuan pendidikan.
2.
Cakupan program pembelajaran RA
Miftahul Huda
No
|
Program Pembelajaran
|
Cakupan
|
1.
|
Agama dan akhlak
mulia
|
Peningkatan potensi spiritual peserta didik melalui contoh
pengalaman dari pendidik agar menjadi kebiasaan sehari-hari, baik di dalam
maupun diluar sekolah, sehingga menjadi bagian dari budaya sekolah.
|
2.
|
Social dan
kepribadian
|
Pembentukan kesadaran dan wawasan peserta didik atas hak dan
kewajiban-nya sebagai warga masyarakat dan dalam berinteraksi sosial
serta pemahaman terhadap diri dan
peningkatan kualitas diri sebagai manusia sehingga memiliki rasa percaya
diri.
|
3.
|
Pengetahuan dan
teknologi
|
Mempersiapkan peserta didik secara akademik memasuki SD dan MI
dengan menekankan pada penyiapan kemampuan berkomunikasi dan berlogika
melalui berbicara, mende-ngarkan, pra membaca, pra menulis, dan pra berhitung
yang harus dilaksanakan secara berhati-hati, tidak memaksa, dan menyenangkan
sehing-ga anak menyukai belajar.
|
4.
|
Estetika
|
Meningkatkan sensitivitas, kemam-puan mengekpresikan diri dan
kemampuan mengapresiasi keindahan dan harmoni yang terwujud dalam tingkah
laku keseharian.
|
5.
|
Jasmani,
olahraga dan kesehatan.
|
Meningkatkan potensi fisik dan menanamkan sportivitas serta
kesadaran hidup sehat dan bersih.
|
B. Struktur Kurikulum
Struktur Kurikulum merupakan pola dan
susunan bidang pengembangan yang harus ditempuh oleh anak didik dalam kegiatan
pembelajaran. Susunan bidang pengembangan tersebut terbagi menjdi dua kelompok
yaitu:
1.
Bidang pengembangan pembiasaan
yang meliputi pengembangan kemampuan akhlak perilaku, pengembangan sosial
emosional, dan kemandirian.
2.
Bidang pengembangan kemampuan
dasar yang meliputi pengembangan Pendidikan Agama Islam, Bahasa, Kognitif,
Fisik-Motorik, dan Seni.
STRUKTUR
KURIKULUM RA
Bidang pengembangan
|
Alokasi Waktu
|
|
A. Pembiasaan
|
1. Akhlak prilaku
2.
Sosial, emosional dan
kemandirian
|
|
B. Kemampuan
dasar
|
1.
Pendidikan Agama Islam
2.
Bahasa
3.
Kognitif
4.
Fisik – Motorik
5.
Seni
|
|
Jumlah Jam Perminggu
|
5 Jp x 6 = 30 Jam
|
Catatan : 15 jam merupakan pertemuan per minggu (15 x
30 menit) sedangkan jumlah jam untuk pembiasaan (pengembangan diri) dan
kemampuan dasar fleksibel (di RA Himmatul
Ulum) berbeda dengan jumlah jam pertemuan per mata
pelajaran di MI/SD.
C. Alokasi Waktu Belajar
Program pendidikan dan pembelajaran pada
anak usia dini untuk RA Miftahul Huda menggunakan beban belajar satu tahun
dalam bentuk perencanaan semester, perencanaan mingguan dan perencanaan harian.
Perencanaan program pembelajaran adalah perencanaan mingguan efektif dalam satu
tahun pembelajaran (2 semester) adalah 34 minggu. Daerah jumlah jam belajar efektif
adalah 2,5 jam (150 menit). Perminggu adalah 15 jam (900 menit). Pertahun
adalah 510 jam (30600 menit). Perencanaan program pembelajaran pada anak usia
4-6 tahun kegiatan bermain perminggu minimal 5 kali pertemuan dan maksimal 6
kali, tiap pertemuan minimal selama 3 jam dengan pertemuan ideal selama 6 jam.
D. Pengembangan Program
Pembelajaran
1.
Prinsip-prinsip pembelajaran
di RA Miftahul Huda, meliputi:
a)
Berdasarkan tauhid, yakni pembelajaran
di RA Miftahul Huda membina hubungan
harmonis antara manusia dengan Allah, sesama manusia dan alam sekitar secara
seimbang dan integral, sehingga menghasilkan suatu pribadi yang integral pula.
Karena itu berbagai konsep tauhid, yakni tauhid Uluhiyah, Rububiyah, Mulkiyah
dan Rahmaniyah perlu
diintegrasikan menjadi suatu konsep tauhid yang holistic (sistem keseluruhan yang terpadu).
1)
Tauhid Uluhiyah, bertolak dari pandangan bahwa tiada sesuatupun yang patut
disembah kecuali hanya Allah semata, penyembahan kepada selain-Nya berarti
sirik. Ini berimplikasi pada proses pendidikan yang lebih banyak memberi
kesempatan kepada peserta didik untuk berfikir rasional-kritis, kreatif,
mandiri, bebas dan terbuka.
2)
Tauhid Rububiyah, bertolak dari pandangan bahwa hanya Allah yang
menciptakan, mengatur dan memelihara alam seisinya. Alam ini diserahkan oleh
Allah kepada manusia (sebagai khalifah) untuk diolah, dan manusia dituntut
untuk menggali dan menemukan tanda-tanda keagungan dan kebesaran-Nya yang serba
teratur dan terpelihara di alam semesta. Ini akan berimplikasi pada proses pendidikan
yang lebih banyak memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengadakan
penelitian, observasi, eksplorasi, eksperimen, dan sebagainya sehingga akan
menghasilkan nilai-nilai positif yang berupa sikap rasional empirik,
obyektif-empirik, obyektif- matematis.
3)
Tauhid Mulkiyah bertolak dari pandangan bahwa Allah-lah pemilik dan
penguasa manusia serta alam semesta, dan penguasa dihari kemudian. Ini akan
berimplikasi pada proses pendidikan yang berorientasi pada pembentukan
nilai-nilai amanah dan tanggung jawab, sehingga akan menghasilkan sikap amanah
dan tanggung jawab individu dan sosial (kemasyarakatan) serta tanggungjawab
terhadap segala amal perbuatannya dimuka bumi.
4)
Tauhid Rahmaniyah bertolak dari pandangan Allah Maha Rahman (pengasih)
dan Rahim (penyayang), maha pengampun, pemaaf, dan sebagainya. Ini akan
berimplikasi pada proses pendidikan yang menekankan pada sikap telaten dan
sabar, serta terwujudnya sikap kasih-sayang, toleran dan saling menghargai
antar sesama manusia dan terhadap makhluk lainnya, sehingga akan melahirkan
sifat dan sikap solidaritas terhadap sesama serta makhluk lainnya yang ada di
alam sekitarnya.
b)
Berorientasi pada perkembangan
anak, yakni pendidikan perlu memberikan kegiatan yang sesuai dengan tahapan
perkembangan anak. Anak merupakan individu yang unik, maka perlu memperhatikan
perbedaan secara individual. Dengan demikian kegiatan yang disiapkan perlu
memperhatikan cara belajar anak yang dimulai dari cara sederhana ke rumit,
konkrit ke abstrak, gerakan ke verbal, dan dari ke-aku-an ke rasa sosial.
c)
Berorientasi pada kebutuhan
anak, yakni kegiatan pembelajaran pada anak harus senantiasa berorintasi kepaa
kebutuhan anak. Anak pada usia dini sedang membutuhkan proses belajar untuk
mengoptimalkan semua aspek perkembangannya. Dengan demikian berbagai jenis
kegiatan pembelajaran hendaknya dilakukan berdasarkan pada perkembangan dan
kebutuhan masing-masing anak.
d)
Bermain sambil belajar atau
belajar sambil bermain, yakni bermain merupakan pendekatan dalam melaksanakan
pembelajaran di RA Miftahul Huda. Kegiatan
pembelajaran yang disiapkan oleh pendidik hendaknya dilakukan dalam
situasi yang menyenangkan dengan menggunakan strategi, metode, materi/bahan,
dan media yang menarik serta mudah diikuti oleh anak. Melalui bermain anak
diajak untuk berekplorasi, menemukan dan memanfaatkan objek-objek yang dekat
dengan anak, sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi anak. Ketika bermain
akan membangun pengertian yang berkaitan dengan pengalamannya.
e)
Stimulasi terpadu, yakni
perkembangan anak bersifat sistematis, progresif dan berkesinambungan. Hal ini
berarti kemajuan perkembangan satu aspek akan mempengaruhi aspek perkembangan
lainnya. Karakteristik anak memandang segala sesuatu sebagai suatu keseluruhan,
bukan bagian demi bagian. Stimulasi harus diberikan secara terpadu sehingga
seluruh aspek perkembangan dapat berkembang secara berkelanjutan, dengan
memperhatikan kematangan dan konteks sosial, dan budaya setempat. Contohnya
jika anak melakukan kegiatan makan, maka dalam kegiatan tersebut anak mengembangkan
aspek:
·
Agama/akhlak : mengerti tata cara makan yang baik dan benar
menurut ajaran Islam.
·
Sosial, emosional dan
kedisiplinan : menolong diri sendiri.
·
Bahasa : mengenal kosa kata tentang nama makanan dan
peralatan makan.
·
Kognitif : mengerti manfaat makan.
·
Motorik : mulai belajar memegang sendok.
f)
Lingkungan kondusif, yakni
lingkungan pembelajaran harus diciptakan sedemikian menarik dan menyenangkan
serta demokratis sehingga anak selalu betah dalam lingkungan sekolah baik di
dalam maupun diluar ruangan. Lingkungan fisik hendaknya memperhatikan keamanan
dan kenyamanan anak dalam bermain. Penataan ruang belajar harus disesuaikan
dengan ruang gerak akan bermain sehingga anak dapat berinteraksi dengan mudah
baik dengan pendidik maupun dengan temannya. Lingkungan belajar hendaknya tidak
memisahkan anak dari nilai-nilai budayanya, yaitu tidak membedakan nilai-nilai
yang dipelajari di rumah dan di sekolah ataupun di lingkungan sekitar. Pendidik
harus peka terhadap karakteristik budaya masing-masing anak.
g)
Menggunakan pendekatan tematik,
yakni kegiatan pembelajaran dirancang dengan menggunakan pedekatan tematik.
Tema sebagai wadah mengenalkan berbagai konsep untuk mengenal dirinya dan
lingkungan sekitarnya. Tema dipilih dan dikembangkan dari hal-hal yang paling
dekat dengan anak, sederhana, serta menarik minat.
h)
Aktif, kreatif, inovatif,
efektif, dan menyenangkan, yakni proses pembelajaran yang aktif, kreatif,
inovatif, efektif dan menyenangkan dapat dilakukan oleh anak yang disiapkan
oleh pendidik melalui kegiatan-kagiatan yang menarik, menyenangkan untuk
membangkitkan rasa ingin tahu anak, memotifasi anak untuk berfikir kritis, dan
menemukan hal-hal baru. Pengelolaan pembelajaran hendaknya dilakukan secara
demokratis, mengingat anak merupakan subjek dalam proses pembelajaran.
i)
Menggunakan berbagai media dan
sumber belajar, yakni setiap kegiatan untuk menstimulasi perkembangan potensi
anak, perlu pemanfaatan berbagai media dan sumber belajar, antara lain
lingkungan alam sekitar atau bahan-bahan yang sengaja disiapkan oleh pendidik.
Penggunaan berbagai media dan sumber belajar dimaksudkan agar anak dapat
berekplorasi dengan benda-benda dilingkungan sikitarnya.
j)
Mengembangkan kecakapan hidup,
yakni proses pembelajaran harus diarahkan untuk mengembangkan kecakapam hidup
melalui penyiapan lingkungan belajar yang menunjang berkembangnya kemampuan
menolong diri sendiri, disiplin dan sosialisasi serta memperoleh keterampilan
dasar yang berguna untu kelangsungan hidupnya.
k)
Pemanfaatan teknologi
informasi, yakni pelaksanaan stimulasi pada anak usia dini jika dimungkinkan
dapat memanfaatkan teknologi untuk kelancaran kegiatan, misalnya tape, radio,
televisi, computer. Pemanfaatan teknologi informasi dalam kegiatan pembelajaran
dimaksudkan untuk mendorong anak menyenangi belajar.
l)
Pembelajaran bersifat
demokratis, yakni proses pembelajaran di RA Raudhatul Athfal memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk berfikir, bertindak, berpendapat, serta
berekpresi secara bebas dan bertanggung jawab.
2.
Program pembelajaran di RA Miftahul Huda, meliputi dua bidang
pengembangan yaitu:
a.
Bidang pengembangan kemampuan
pembiasaan (pengembangan Diri)
Bidang pengembangan kemampuan
pembiasaan merupakan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus dan ada dalam
kehidupan sehari-hari anak, sehingga menjadi kebiasaan baik. Bidang
pengembangan pembiasaan meliputi aspek perkembangan akhlak perilaku nilai-nilai
moral dan agama, serta pengembangan sosial, emosional dan kemandirian. Dari
aspek perkembangan akhlak perilaku nilai-nilai moral dan agama diharapkan akan
meningkatkan ketaqwaan anak terhadap Allah SWT dan membina sikap anak dalam
rangka meletakkan dasar agar anak menjadi warga Negara yang baik. Aspek
perkembangan sosial emosional dan kemandirian dimaksudkan untuk membina anak
agar dapat mengendalikan emosinya secara wajar dan dapat berinteraksi dengan
sesamanya maupun dengan orang dewasa dengan baik serta dapat mendorong dirinya
sendiri dalam rangka kecakapan hidup. Bidang pengembangan pembiasaan dapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1)
Kegaitan rutin, adalah kegiatan yang
dilakukan di RA Miftahul Huda setiap hari, misalnya: berbaris, berdo’a sebelum
dan sesudah melakukan kegiatan, menyanyi lagu-lagu yang dapat membangkitkan
patriotisme, lagu-lagu religius, menggosok gigi, berjabat tangan dan mengucapkan
salam baik kepada sesame anak maupun kepada guru, dan mengembalikan mainan pada
temannya.
2)
Kegaitan spontan/insidental adalah
keiatan yang dilakukan secara spontan misalnya: meminta tolong dengan baik,
menawarkan bantuan dengan baik, memberi ucapan selamat kepada teman yang
mencapai prestasi baik dan menjenguk teman yang sakit.
3)
Pemberian teladan, adalah kegiatan yang
dilakukan dengan memberi teladan/contoh yang baik kepada anak, misalnya
memungut sampah yang dijumpai dilingkungan, mengucapkan salam bila bertemu
dengan orang lain, rapi dalam berpakaian, hari-hari di RA Miftahul Huda tepat
waktu, santun dalam bertutur kata, dan tersenyum ketika bertemu dengan
siapapun. Secara khusus pengelolaan sampah di RA Himmatul Ulum menyediakan keranjang sampah berdasarkan
kategori sampah plastik, sterofom, sampah organik, dan sampah an organik
sehingga anak sejak dini terbiasa untuk ramah lingkungan. Hal tersebut penting
sekali untuk mengajarkan pada anak tentang pentingnya menjagga kelestarian
lingkungan untuk mencegah pemanasan global.
4)
Kegiatan terprogram, adalah kegiatan
yang diprogram dalam kegiatan pembelajaran (perencanaan semester, satuan
kegiatan mingguan dan satuan kegiatan harian) di RA Miftahul Huda misalnya :
makan bersama, menggosok gigi, mejaga kebersihan lingkungan dan lain-lain.
b.
Bidang Pengembangan Kemampuan Dasar
Bidang pengembangan kemampuan dasar
merupakan kegiatan yang dipersiapkan oleh guru untuk meningkatkan kemampuan dan
kreatifitas anak sesuai dengan tahap perkembangannya yaitu: pendidikan agama
Islam, berbahasa, kognitif, fisik-motorik, dan seni.
1)
Pendidikan agama Islam
bertujuan agar anak mampu mengenal dan memiliki perasaan, sikap dan perilaku
beragama yang baik serta menerapkan nilai-nilai dan tata cara ajaran Islam
secara sederhana dalam kehidupan sehari-hari.
2)
Berbahasa pengembangan bahasa
bertujuan agar anak mampu mengungkapkan pikiran, ide, gagasan melalui bahasa
yang sederhana secara tepat, berkomunikasi secara efektif dan membangkitkan
minat anak untuk berbahasa Indonesia .
Pengembangan bahasa anak usia dini secara keseluruhan melalui mendengarkan,
bercakap-cakap, membaca, menulis, dan apresiasi (the whole language).
3)
Kognitif. Pengembangan kognitif bertujuan agar anak mampu mengolah
perolehan belajarnya, menemukan bermacam-macam alternative pemecahan masalah,
mengembangkan kemampuan logika matematika, pengetahuan ruang dan waktu, memilih
dan persiapan pengembangan kemampuan berpikir teliti.
4)
Fisik motorik. Pengembangan
fisik-motorik bertujuan untuk memperkenalkan dan melatih gerakan dasar dan
halus, meningkatkan kemampuan mengelola, mengontrol gerakan tubuh dan
koordinasi serta meningkatkan keterampilan tubuh dan cara hidup sehat sehingga,
dapat menunjang pertumbuhan jasmani yang sehat, kuat dan terampil.
5)
Seni. Pengembangan seni
bertujuan agar anak dapat menciptakan suatu karya berdasarkan hasil
imajinasinya dan dapat menghargai hasil kreativitas orang lain.
3.
Kecerdasan majemuk (multiple
intelliqense), mengembangkan kemampuan dasar anak dalam berbagai aspek yang
melibatkan seluruh kapasitas kecerdasan majemuknya disesuaikan dengan
karakreristik anak pra sekolah khususnya di RA Miftahul Huda majemuk yaitu:
1)
Kecerdasan linguistik
2)
Kecerdasan logis – matematis
3)
Kecerdasan visual spasial
4)
Kecerdasan bodily – kinestetik
5)
Kecerdasan musik
6)
Kecerdasan interpersonal
7)
Kecerdasan naturalis, dan
8)
Kecerdasan eksistesial/
spiritual.
4.
Pembelajaran Tematik
a.
Pengertian Tema
Tema
merupakan alat atau wadah untuk mengenalkan berbagai konsep kepada
peserta didik secara utuh. Dalam pembelajaran, tema diberikan dengan maksud
menyatukan isi kurikulum dalam satu kesatuan yang utuh, memperkaya
perbendaharaan bahasa peserta didik dan membuat pembelajaran lebih bermakna.
Penggunaan tema dimaksudkan agar peserta didik mampu mengenal berbagai konsep
secara mudah dan jelas.
b.
Prinsip Penentuan Tema
Penentuan tema
hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1)
Kedekatan, artinya tema
hendaknya dipilih melalui dari tema yang terdekat dengan kehidupan peserta
didik kepada tema yang semakin jauh dari kehidupan mereka.
2)
Kesederhanaan, artinya tema
hendaknya dipilih melalui dari tema-tema yang sederhana kepada tema-tema yang
lebih rumit bagi peserta didik.
3)
Kemenarikan, artinya tema
hendaknya dipilih melalui dari tema-tema yang menarik minat peserta didik
kepada tema-tema yang kurang menarik.
4)
Kesesuaian, artinya tema
disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada di lingkungan setempat.
5)
Keinsidentalan, artinya
peristiwa atau kejadian di sekitar anak (sekolah) dan terjadi pada saat
pembelajaran berlangsung dapat dijadikan sebagai tema dan dimasukkan dalam
pembelajaran, meskipun tidak sesuai dengan tema yang dipilih/ditetapkan pada
hari itu.
c.
Langkah penentuan
Pada awal tahun
pelajaran, RA Miftahul Huda menentukan tema yang akan dibahas dalam satu tahun
sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan setempat. Beberapa dalam menentukan
tema.
1)
Mengidentifikasi tema yang
sesuai dengan hasil belajar dan indikator dalam kurikulum.
2)
Menata dan mengurutkan tema
berdasarkan prinsip-prinsip pemilihan tema.
3)
Menjabarkan tema ke dalam
sub-sub tema agar cakupan tema lebih terurai.
4)
Memilih sub tema yang sesuai
dengan kebutuhan belajar anak.
d.
Macam Tema
1)
Diri sendiri
2)
Lingkunganku
3)
Kebutuhanku
4)
Binatang
5)
Tanaman
|
6)
Rekreasi
7)
Pekerjaan
8)
Air, udara, dan api
9)
Alat komunikasi
10) Tanah air
11) Alam semesta
|
Tema-tema
di atas selalu disesuaikan dengan penentuan perkiraan waktu untuk setiap tema.
Selain tema-tema tersebut di atas, apabila terjadi peristiwa atau kejadian di
sekitar anak pada saat pembelajaran berlangsung maka akan dimasukkan dalam
pembelajaran walaupun tidak sesuai dengan tema yang dipilih pada saat itu.
0 komentar:
Posting Komentar