This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Jumat, 24 Februari 2012

KERANGKA DASAR DAN STRUKTUR KURIKULUM



A.    Kerangka Dasar
Raudhatul Athfal salah satu bentuk satuan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang menyelenggarakan program pendidikan umum dan pendidikan keagamaan Islam bagi anak usia 4 sampai 6 tahun.
1.      Kerangka dasar program pembelajaran di RA Miftahul Huda  adalah sebagai berikut:
a.       Program pembelajaran dikembangkan untuk mempersiapkan perserta didik memasuki MI, SD atau bentuk lembaga lain yang sederajat.
b.      Program pembelajaran RA Miftahul Huda dapat dikelompokkan dalam:
1)      Program pembelajaran agama dan akhlak mulia.
2)      Program pembelajaran sosial dan kepribadian.
3)      Program pembelajaran pengetahuan teknologi.
4)      Program pembelajaran estetika.
5)      Program pembelajaran jasmani, olah raga dan kesehatan.
c.       Semua kelompok program pembelajaran terdiri dari: pengembangan akhlak perilaku nilai-nilai moral dan agama, sosial, emosional dan kemandirian berbahasa, pendidikan agama Islam, kognitif, seni, fisik/motorik.
d.      Penyelenggaraan program pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang dan mendorong kreatifitas serta kemandirian.
e.       Program  pembelajaran disusun dengan memperhatikan tingkat perkembangan fisik dan psikologis peserta didik serta kebutuhan dan kepentingan terbaik anak.
f.       Pengembangan program pembelajaran didasarkan pada prinsip bermain sambil belajar dan belajar seraya bermain dengan memperhatikan perbedaan bakat, minat dan kemampuan masing-masing peserta didik, sosial budaya serta kondisi kebutuhan masyarakat setempat.
g.      Pengembangan program pembelajaran harus mengintegrasikan kebutuhan peserta didik terhadap kesehatan, gizi, dan stimulasi psikososial.
h.      Program pembelajaran dikembangankan lebih lanjut sesuai dengan relevansinya oleh satuan pendidikan.

2.      Cakupan program pembelajaran RA Miftahul Huda
No
Program Pembelajaran
Cakupan
1.
Agama dan akhlak mulia
Peningkatan potensi spiritual peserta didik melalui contoh pengalaman dari pendidik agar menjadi kebiasaan sehari-hari, baik di dalam maupun diluar sekolah, sehingga menjadi bagian dari budaya sekolah.

2.
Social dan kepribadian
Pembentukan kesadaran dan wawasan peserta didik atas hak dan kewajiban-nya sebagai warga masyarakat dan dalam berinteraksi sosial serta  pemahaman terhadap diri dan peningkatan kualitas diri sebagai manusia sehingga memiliki rasa percaya diri.

3.
Pengetahuan dan teknologi
Mempersiapkan peserta didik secara akademik memasuki SD dan MI dengan menekankan pada penyiapan kemampuan berkomunikasi dan berlogika melalui berbicara, mende-ngarkan, pra membaca, pra menulis, dan pra berhitung yang harus dilaksanakan secara berhati-hati, tidak memaksa, dan menyenangkan sehing-ga anak menyukai belajar.

4.
Estetika
Meningkatkan sensitivitas, kemam-puan mengekpresikan diri dan kemampuan mengapresiasi keindahan dan harmoni yang terwujud dalam tingkah laku keseharian.

5.
Jasmani, olahraga dan kesehatan.
Meningkatkan potensi fisik dan menanamkan sportivitas serta kesadaran hidup sehat dan bersih.


B.     Struktur Kurikulum
Struktur Kurikulum merupakan pola dan susunan bidang pengembangan yang harus ditempuh oleh anak didik dalam kegiatan pembelajaran. Susunan bidang pengembangan tersebut terbagi menjdi dua kelompok yaitu:
1.      Bidang pengembangan pembiasaan yang meliputi pengembangan kemampuan akhlak perilaku, pengembangan sosial emosional, dan kemandirian.
2.      Bidang pengembangan kemampuan dasar yang meliputi pengembangan Pendidikan Agama Islam, Bahasa, Kognitif, Fisik-Motorik, dan Seni.

STRUKTUR KURIKULUM RA

Bidang pengembangan
Alokasi Waktu
A. Pembiasaan
1.    Akhlak prilaku
2.    Sosial, emosional dan kemandirian

B. Kemampuan dasar
1.         Pendidikan Agama Islam
2.         Bahasa
3.         Kognitif
4.         Fisik – Motorik
5.         Seni

Jumlah Jam Perminggu
 5 Jp x 6 = 30 Jam

Catatan :    15 jam merupakan pertemuan per minggu (15 x 30 menit) sedangkan jumlah jam untuk pembiasaan (pengembangan diri) dan kemampuan dasar fleksibel (di RA Himmatul Ulum) berbeda dengan jumlah jam pertemuan per mata pelajaran di MI/SD.


C.    Alokasi Waktu Belajar
Program pendidikan dan pembelajaran pada anak usia dini untuk RA Miftahul Huda menggunakan beban belajar satu tahun dalam bentuk perencanaan semester, perencanaan mingguan dan perencanaan harian. Perencanaan program pembelajaran adalah perencanaan mingguan efektif dalam satu tahun pembelajaran (2 semester) adalah 34 minggu. Daerah jumlah jam belajar efektif adalah 2,5 jam (150 menit). Perminggu adalah 15 jam (900 menit). Pertahun adalah 510 jam (30600 menit). Perencanaan program pembelajaran pada anak usia 4-6 tahun kegiatan bermain perminggu minimal 5 kali pertemuan dan maksimal 6 kali, tiap pertemuan minimal selama 3 jam dengan pertemuan ideal selama 6 jam.

D.    Pengembangan Program Pembelajaran
1.      Prinsip-prinsip pembelajaran di  RA Miftahul Huda, meliputi:
a)      Berdasarkan tauhid, yakni pembelajaran di  RA Miftahul Huda membina hubungan harmonis antara manusia dengan Allah, sesama manusia dan alam sekitar secara seimbang dan integral, sehingga menghasilkan suatu pribadi yang integral pula. Karena itu berbagai konsep tauhid, yakni tauhid Uluhiyah, Rububiyah, Mulkiyah dan Rahmaniyah perlu diintegrasikan menjadi suatu konsep tauhid yang holistic (sistem keseluruhan yang terpadu).
1)      Tauhid Uluhiyah, bertolak dari pandangan bahwa tiada sesuatupun yang patut disembah kecuali hanya Allah semata, penyembahan kepada selain-Nya berarti sirik. Ini berimplikasi pada proses pendidikan yang lebih banyak memberi kesempatan kepada peserta didik untuk berfikir rasional-kritis, kreatif, mandiri, bebas dan terbuka.
2)      Tauhid Rububiyah, bertolak dari pandangan bahwa hanya Allah yang menciptakan, mengatur dan memelihara alam seisinya. Alam ini diserahkan oleh Allah kepada manusia (sebagai khalifah) untuk diolah, dan manusia dituntut untuk menggali dan menemukan tanda-tanda keagungan dan kebesaran-Nya yang serba teratur dan terpelihara di alam semesta. Ini akan berimplikasi pada proses pendidikan yang lebih banyak memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengadakan penelitian, observasi, eksplorasi, eksperimen, dan sebagainya sehingga akan menghasilkan nilai-nilai positif yang berupa sikap rasional empirik, obyektif-empirik, obyektif- matematis.
3)      Tauhid Mulkiyah bertolak dari pandangan bahwa Allah-lah pemilik dan penguasa manusia serta alam semesta, dan penguasa dihari kemudian. Ini akan berimplikasi pada proses pendidikan yang berorientasi pada pembentukan nilai-nilai amanah dan tanggung jawab, sehingga akan menghasilkan sikap amanah dan tanggung jawab individu dan sosial (kemasyarakatan) serta tanggungjawab terhadap segala amal perbuatannya dimuka bumi.
4)      Tauhid Rahmaniyah bertolak dari pandangan Allah Maha Rahman (pengasih) dan Rahim (penyayang), maha pengampun, pemaaf, dan sebagainya. Ini akan berimplikasi pada proses pendidikan yang menekankan pada sikap telaten dan sabar, serta terwujudnya sikap kasih-sayang, toleran dan saling menghargai antar sesama manusia dan terhadap makhluk lainnya, sehingga akan melahirkan sifat dan sikap solidaritas terhadap sesama serta makhluk lainnya yang ada di alam sekitarnya.
b)      Berorientasi pada perkembangan anak, yakni pendidikan perlu memberikan kegiatan yang sesuai dengan tahapan perkembangan anak. Anak merupakan individu yang unik, maka perlu memperhatikan perbedaan secara individual. Dengan demikian kegiatan yang disiapkan perlu memperhatikan cara belajar anak yang dimulai dari cara sederhana ke rumit, konkrit ke abstrak, gerakan ke verbal, dan dari ke-aku-an ke rasa sosial.
c)      Berorientasi pada kebutuhan anak, yakni kegiatan pembelajaran pada anak harus senantiasa berorintasi kepaa kebutuhan anak. Anak pada usia dini sedang membutuhkan proses belajar untuk mengoptimalkan semua aspek perkembangannya. Dengan demikian berbagai jenis kegiatan pembelajaran hendaknya dilakukan berdasarkan pada perkembangan dan kebutuhan masing-masing anak.
d)     Bermain sambil belajar atau belajar sambil bermain, yakni bermain merupakan pendekatan dalam melaksanakan pembelajaran di RA Miftahul Huda. Kegiatan  pembelajaran yang disiapkan oleh pendidik hendaknya dilakukan dalam situasi yang menyenangkan dengan menggunakan strategi, metode, materi/bahan, dan media yang menarik serta mudah diikuti oleh anak. Melalui bermain anak diajak untuk berekplorasi, menemukan dan memanfaatkan objek-objek yang dekat dengan anak, sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi anak. Ketika bermain akan membangun pengertian yang berkaitan dengan pengalamannya.
e)      Stimulasi terpadu, yakni perkembangan anak bersifat sistematis, progresif dan berkesinambungan. Hal ini berarti kemajuan perkembangan satu aspek akan mempengaruhi aspek perkembangan lainnya. Karakteristik anak memandang segala sesuatu sebagai suatu keseluruhan, bukan bagian demi bagian. Stimulasi harus diberikan secara terpadu sehingga seluruh aspek perkembangan dapat berkembang secara berkelanjutan, dengan memperhatikan kematangan dan konteks sosial, dan budaya setempat. Contohnya jika anak melakukan kegiatan makan, maka dalam kegiatan tersebut anak mengembangkan aspek:
·         Agama/akhlak                                  :  mengerti tata cara makan yang baik dan benar menurut ajaran Islam.
·         Sosial, emosional dan kedisiplinan  :  menolong diri sendiri.
·         Bahasa                                              :  mengenal kosa kata tentang nama makanan dan peralatan makan.
·         Kognitif                                           :  mengerti manfaat makan.
·         Motorik                                            :  mulai belajar memegang sendok.
f)       Lingkungan kondusif, yakni lingkungan pembelajaran harus diciptakan sedemikian menarik dan menyenangkan serta demokratis sehingga anak selalu betah dalam lingkungan sekolah baik di dalam maupun diluar ruangan. Lingkungan fisik hendaknya memperhatikan keamanan dan kenyamanan anak dalam bermain. Penataan ruang belajar harus disesuaikan dengan ruang gerak akan bermain sehingga anak dapat berinteraksi dengan mudah baik dengan pendidik maupun dengan temannya. Lingkungan belajar hendaknya tidak memisahkan anak dari nilai-nilai budayanya, yaitu tidak membedakan nilai-nilai yang dipelajari di rumah dan di sekolah ataupun di lingkungan sekitar. Pendidik harus peka terhadap karakteristik budaya masing-masing anak.
g)      Menggunakan pendekatan tematik, yakni kegiatan pembelajaran dirancang dengan menggunakan pedekatan tematik. Tema sebagai wadah mengenalkan berbagai konsep untuk mengenal dirinya dan lingkungan sekitarnya. Tema dipilih dan dikembangkan dari hal-hal yang paling dekat dengan anak, sederhana, serta menarik minat.
h)      Aktif, kreatif, inovatif, efektif, dan menyenangkan, yakni proses pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif, efektif dan menyenangkan dapat dilakukan oleh anak yang disiapkan oleh pendidik melalui kegiatan-kagiatan yang menarik, menyenangkan untuk membangkitkan rasa ingin tahu anak, memotifasi anak untuk berfikir kritis, dan menemukan hal-hal baru. Pengelolaan pembelajaran hendaknya dilakukan secara demokratis, mengingat anak merupakan subjek dalam proses pembelajaran.
i)        Menggunakan berbagai media dan sumber belajar, yakni setiap kegiatan untuk menstimulasi perkembangan potensi anak, perlu pemanfaatan berbagai media dan sumber belajar, antara lain lingkungan alam sekitar atau bahan-bahan yang sengaja disiapkan oleh pendidik. Penggunaan berbagai media dan sumber belajar dimaksudkan agar anak dapat berekplorasi dengan benda-benda dilingkungan sikitarnya.
j)        Mengembangkan kecakapan hidup, yakni proses pembelajaran harus diarahkan untuk mengembangkan kecakapam hidup melalui penyiapan lingkungan belajar yang menunjang berkembangnya kemampuan menolong diri sendiri, disiplin dan sosialisasi serta memperoleh keterampilan dasar yang berguna untu kelangsungan hidupnya.
k)      Pemanfaatan teknologi informasi, yakni pelaksanaan stimulasi pada anak usia dini jika dimungkinkan dapat memanfaatkan teknologi untuk kelancaran kegiatan, misalnya tape, radio, televisi, computer. Pemanfaatan teknologi informasi dalam kegiatan pembelajaran dimaksudkan untuk mendorong anak menyenangi belajar.
l)        Pembelajaran bersifat demokratis, yakni proses pembelajaran di RA Raudhatul Athfal memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berfikir, bertindak, berpendapat, serta berekpresi secara bebas dan bertanggung jawab.




2.      Program pembelajaran di  RA Miftahul Huda, meliputi dua bidang pengembangan yaitu:
a.       Bidang pengembangan kemampuan pembiasaan (pengembangan Diri)
Bidang pengembangan kemampuan pembiasaan merupakan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus dan ada dalam kehidupan sehari-hari anak, sehingga menjadi kebiasaan baik. Bidang pengembangan pembiasaan meliputi aspek perkembangan akhlak perilaku nilai-nilai moral dan agama, serta pengembangan sosial, emosional dan kemandirian. Dari aspek perkembangan akhlak perilaku nilai-nilai moral dan agama diharapkan akan meningkatkan ketaqwaan anak terhadap Allah SWT dan membina sikap anak dalam rangka meletakkan dasar agar anak menjadi warga Negara yang baik. Aspek perkembangan sosial emosional dan kemandirian dimaksudkan untuk membina anak agar dapat mengendalikan emosinya secara wajar dan dapat berinteraksi dengan sesamanya maupun dengan orang dewasa dengan baik serta dapat mendorong dirinya sendiri dalam rangka kecakapan hidup. Bidang pengembangan pembiasaan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1)      Kegaitan rutin, adalah kegiatan yang dilakukan di RA Miftahul Huda setiap hari, misalnya: berbaris, berdo’a sebelum dan sesudah melakukan kegiatan, menyanyi lagu-lagu yang dapat membangkitkan patriotisme, lagu-lagu religius, menggosok gigi, berjabat tangan dan mengucapkan salam baik kepada sesame anak maupun kepada guru, dan mengembalikan mainan pada temannya.
2)      Kegaitan spontan/insidental adalah keiatan yang dilakukan secara spontan misalnya: meminta tolong dengan baik, menawarkan bantuan dengan baik, memberi ucapan selamat kepada teman yang mencapai prestasi baik dan menjenguk teman yang sakit.
3)      Pemberian teladan, adalah kegiatan yang dilakukan dengan memberi teladan/contoh yang baik kepada anak, misalnya memungut sampah yang dijumpai dilingkungan, mengucapkan salam bila bertemu dengan orang lain, rapi dalam berpakaian, hari-hari di RA Miftahul Huda tepat waktu, santun dalam bertutur kata, dan tersenyum ketika bertemu dengan siapapun. Secara khusus pengelolaan sampah di RA Himmatul Ulum menyediakan keranjang sampah berdasarkan kategori sampah plastik, sterofom, sampah organik, dan sampah an organik sehingga anak sejak dini terbiasa untuk ramah lingkungan. Hal tersebut penting sekali untuk mengajarkan pada anak tentang pentingnya menjagga kelestarian lingkungan untuk mencegah pemanasan global.
4)      Kegiatan terprogram, adalah kegiatan yang diprogram dalam kegiatan pembelajaran (perencanaan semester, satuan kegiatan mingguan dan satuan kegiatan harian) di RA Miftahul Huda misalnya : makan bersama, menggosok gigi, mejaga kebersihan lingkungan dan lain-lain.

b.      Bidang Pengembangan Kemampuan Dasar
Bidang pengembangan kemampuan dasar merupakan kegiatan yang dipersiapkan oleh guru untuk meningkatkan kemampuan dan kreatifitas anak sesuai dengan tahap perkembangannya yaitu: pendidikan agama Islam, berbahasa, kognitif, fisik-motorik, dan seni.
1)      Pendidikan agama Islam bertujuan agar anak mampu mengenal dan memiliki perasaan, sikap dan perilaku beragama yang baik serta menerapkan nilai-nilai dan tata cara ajaran Islam secara sederhana dalam kehidupan sehari-hari.
2)      Berbahasa pengembangan bahasa bertujuan agar anak mampu mengungkapkan pikiran, ide, gagasan melalui bahasa yang sederhana secara tepat, berkomunikasi secara efektif dan membangkitkan minat anak untuk berbahasa Indonesia. Pengembangan bahasa anak usia dini secara keseluruhan melalui mendengarkan, bercakap-cakap, membaca, menulis, dan apresiasi (the whole language).
3)      Kognitif. Pengembangan  kognitif bertujuan agar anak mampu mengolah perolehan belajarnya, menemukan bermacam-macam alternative pemecahan masalah, mengembangkan kemampuan logika matematika, pengetahuan ruang dan waktu, memilih dan persiapan pengembangan kemampuan berpikir teliti.
4)      Fisik motorik. Pengembangan fisik-motorik bertujuan untuk memperkenalkan dan melatih gerakan dasar dan halus, meningkatkan kemampuan mengelola, mengontrol gerakan tubuh dan koordinasi serta meningkatkan keterampilan tubuh dan cara hidup sehat sehingga, dapat menunjang pertumbuhan jasmani yang sehat, kuat dan terampil.
5)      Seni. Pengembangan seni bertujuan agar anak dapat menciptakan suatu karya berdasarkan hasil imajinasinya dan dapat menghargai hasil kreativitas orang lain.
3.      Kecerdasan majemuk (multiple intelliqense), mengembangkan kemampuan dasar anak dalam berbagai aspek yang melibatkan seluruh kapasitas kecerdasan majemuknya disesuaikan dengan karakreristik anak pra sekolah khususnya di RA Miftahul Huda majemuk yaitu:
1)      Kecerdasan linguistik
2)      Kecerdasan logis – matematis
3)      Kecerdasan visual spasial
4)      Kecerdasan bodily – kinestetik
5)      Kecerdasan musik
6)      Kecerdasan interpersonal
7)      Kecerdasan naturalis, dan
8)      Kecerdasan eksistesial/ spiritual.

4.      Pembelajaran Tematik
a.      Pengertian Tema
Tema  merupakan alat atau wadah untuk mengenalkan berbagai konsep kepada peserta didik secara utuh. Dalam pembelajaran, tema diberikan dengan maksud menyatukan isi kurikulum dalam satu kesatuan yang utuh, memperkaya perbendaharaan bahasa peserta didik dan membuat pembelajaran lebih bermakna. Penggunaan tema dimaksudkan agar peserta didik mampu mengenal berbagai konsep secara mudah dan jelas.
b.      Prinsip Penentuan Tema
Penentuan tema hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1)      Kedekatan, artinya tema hendaknya dipilih melalui dari tema yang terdekat dengan kehidupan peserta didik kepada tema yang semakin jauh dari kehidupan mereka.
2)      Kesederhanaan, artinya tema hendaknya dipilih melalui dari tema-tema yang sederhana kepada tema-tema yang lebih rumit bagi peserta didik.
3)      Kemenarikan, artinya tema hendaknya dipilih melalui dari tema-tema yang menarik minat peserta didik kepada tema-tema yang kurang menarik.
4)      Kesesuaian, artinya tema disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada di lingkungan setempat.
5)      Keinsidentalan, artinya peristiwa atau kejadian di sekitar anak (sekolah) dan terjadi pada saat pembelajaran berlangsung dapat dijadikan sebagai tema dan dimasukkan dalam pembelajaran, meskipun tidak sesuai dengan tema yang dipilih/ditetapkan pada hari itu.
c.       Langkah penentuan
Pada awal tahun pelajaran, RA Miftahul Huda menentukan tema yang akan dibahas dalam satu tahun sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan setempat. Beberapa dalam menentukan tema.
1)      Mengidentifikasi tema yang sesuai dengan hasil belajar dan indikator dalam kurikulum.
2)      Menata dan mengurutkan tema berdasarkan prinsip-prinsip pemilihan tema.
3)      Menjabarkan tema ke dalam sub-sub tema agar cakupan tema lebih terurai.
4)      Memilih sub tema yang sesuai dengan kebutuhan belajar anak.

d.      Macam Tema
1)      Diri sendiri
2)      Lingkunganku
3)      Kebutuhanku
4)      Binatang
5)      Tanaman

6)      Rekreasi
7)      Pekerjaan
8)      Air, udara, dan api
9)      Alat komunikasi
10)  Tanah air
11)  Alam semesta

Tema-tema di atas selalu disesuaikan dengan penentuan perkiraan waktu untuk setiap tema. Selain tema-tema tersebut di atas, apabila terjadi peristiwa atau kejadian di sekitar anak pada saat pembelajaran berlangsung maka akan dimasukkan dalam pembelajaran walaupun tidak sesuai dengan tema yang dipilih pada saat itu.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More